Ini masih berhubungan dengan teror Hantu Cekik yang melanda beberapa
daerah di Kabupaten Demak, atau yang kemudian juga menyebar ke sejumlah
daerah lain di Jawa Tengah. Menurut dugaan, apa yang disebut Hantu Cekik
itu sesungguhnya adalah manusia setengah siluman yang gemar memangsa
korbannya dengan cara mencekik leher dan menghirup sukmanya. Para pelaku
ritual sesat ini kemudian dikenal dengan sebutan Dhamar Colok.
Istilah Dhamar Colok ini memang sudah tak asing lagi di telinga orang
Jawa, khusunya daerah Jawa Tengah bagian utara. Seperti diketahui, di
Demak mata pencaharian penduduk di dapat dari bertani, sehingga
rata-rata orang Demak, khususnya yang tinggal di pedesaan adalah
keluarga yang kurang mampu. Di daerah ini kita akan sering mendengar
kata pepatah seperti ini; "Yen rendeng ora biso dodok, yen tigo ora bisa
cewok." Arti dari pepatah ini, ialah: "Jika musim hujan turun tidak
dapat duduk, jika musim kemarau tidak dapat cebok."
Memang benar, di Demak jika musim hujan turun tiap tahunnya sudah dapat
dipastikan banjir akan melanda di setiap daerah se-Kabupaten Demak.
Begitu pula jika kemarau tiba, akan sangat sulit mencari air akibat
banyak sungai kekeringan, bahkan tanah retak-retak.
Sejak penduduk mengikuti anjuran pemerintah untuk menghemat energi
listrik dan BBM, beberapa desa di Demak mulai sekitar jam 20.00 WIB,
keadaannya sudah nampak sangat sunyi, dan gelap gulita. Bahkan, jarang
sekali penerangan listrik atau lampu minyak yang dihidupkan di setiap
rumah maupun jalan-jalan.
Mungkin keadaan yang seperti ini merangsang hasrat penganut Dhamar
Colok, alias manusia setengah siluman ini untuk melakukan aksinya.
Menurut penulis pada umumnya, ciri-ciri manusia Dhamar Colok ialah
seperti manusia biasa. Namun, ada hal-hal spesifik yang bisa kita
perhatikan sebagai ciri dominan mereka.
Biasanya, manusia Dhamar Colok tingkah lakunya seperti orang bodoh, suka
menyamar seperti orang gila, penampilannya kotor dan lusuh, serta
wajahnya suram. Hal yang paling khusus, biasanya dia lebih suka memilih
tidur di kuburan. Hanya saja ketika berubah menjadi siluman, ada banyak
keanehan pada bentuk fisiknya. Di antaranya, raut mukanya bercahaya
hijau, tubuhnya berubah kekar hitam legam, tubuhnya sulit ditangkap
maupun diraba, tapi bisa dirasakan keberadaannya.
Makhluk Dhamar Colok ini bisa ditangkap. Ini sangat mungkin terjadi jika
kebetulan saat naasnya tiba. Atau bisa juga karena dia melanggar
pantangan, sehingga akan luntur daya kekuatan gaibnya. Kabarnya, kisah
Dhamar Colok berasal dari tempat-tempat pesugihan. Ilmu hitam ini
merupakan ilmu dari Bhuto Ijo. Bhuto Ijo tidak akan keberatan meladeni
permintaan serta memberkan ilmu kepada manusia-manusia yang menghambakan
diri kepadanya.
Kepada setiap pengikut-pengikutnya, Bhuto Ijo menjanjikan akan
memberikan kesaktian ataupun kekayaan yang melimpah ruah. Asalkan si
pengikut menyepakati sejumlah perjanjian khusus dan dapat memenuhi
syarat-syarat yang menjadi ketetapannya.
Syarat dimaksud salah satunya biasanya berupa tumbal nyawa manusia, yang
jumlahnya ditetapkan oleh si Bhuto Ijo sesuai dengan tingkat kesaktian,
maupun kekayaan yang diminta. Konon, sukma manusia yang dijadikan
tumbalnya itu akan diambil oleh makhluk tersebut untuk dijadikan
budaknya di alam lelembut sampai dengan akhir zaman.
Karena erat hubungannya dengan makhluk siluman, kemunculan manusia
Dhamar Colok biasanya malam hari. Di saat hari gelap barulah dia akan
beraksi. Dengan kesaktiannya, maka serapat apapun jendela dan pintu
dikunci, makhluk aneh ini dengan mudah bisa memasuki rumah calon
korbannya.
Perihal manusia aneh ini bisa memasuki rumah, konon karena dia bisa
merubah diri menjadi cahaya hijau, sehingga bisa melalui celah-celah
sempit jendela atau pintu. Setelah leluasa memasuki rumah, lalu di saat
korbannya tidak sadar, manusia Dhamar Colok akan langsung mencekik leher
korbannya, dan menghirup sukma si korban.
Apabila ada orang yang dicekik oleh Dhamar Colok tapi dia selamat,
misalkan saja karena tertolong atau ketahuan warga, biasanya akan ada
bekas cekikan di leher korban. Tak hanya itu, badannya juga akan
mengalami panas, dingin, mata dan pikirannya kosong, bahkan selalu
trauma dan ketakutan. Jika tidak diobati, maka orang tersebut bisa
meninggal dunia secara tragis dan mengenaskan. Sungguh suatu pemandangan
yang menyayat hati.
Untuk mengusir pengaruh kekuatan hitam Dhamar Colok, korban dapat
disembuhkan dengan dibikinkan ramuan untuk mengobati dan menetralisir
energi negatif yang tersisa di tubuh si korban. Ramuan ini sudah
dipercaya sejak zaman nenek moyang silam.
Ada pula ritual lain lagi yang dipercaya ampuh untuk menangkal keganasan
Dhamar Colok. Ritual yang terbilang unik ini lebih mudah dijalankan,
tapi juga menggelikan, karena orang yang menjalankan ritual harus
telanjang bulat sambil membawa syarat. Di antara syarat tersebut adalah
kacang hijau, merica, garam dan tanah. Kesemua syarat tersebut
sebelumnya sudah digoreng tanpa minyak (disangrai), bisanya alat untuk
menggoreng bahan-bahan ini adalah apa yang disebut sebagai ngaron, yakni
alat semacam gerabah yang terbuat dari tanah liat.
Setelah semua syarat tersebut dipersiapkan, segeralah mengelilingi
pekarangan rumah sambil telanjang bulat. Nah, dalam memutari pekarangan
ini biasanya ditutup dengan bilangan ganjil. Dengan ritual telanjang
bulat, dipercaya sejak zaman para leluhur dahulu, dapat membuat manusia
Dhamar Colok akan mengalami naas. Mengapa?
Sebab, melihat orang telanjang bagi manusia Dhamar Colok adalah suatu
larangan. Disamping itu, banyak juga orang tua yang menyarankan, bila
ingin terhindar dari kejahatan pengaruh ilmu hitamnya, dianjurkan untuk
membiasakan tidur di lantai. Konon, tanah mempunyai energi positif,
karena itu makhluk jenis ini tidak berani memangsa korban yang sedang
tidur di lantai, sebab terasa panas baginya.
Iblis Dhamar Colok sangat takut sekali dengan berbagai ritual dan azimat
penangkal di atas. Setiap kali setan ini beraksi, dan dia melihat
azimat penangkal, maka dia akan segera kabur meninggalkan tempat yang
diincarnya. Jika dia sampai melewati benda tersebut, sudah dipastikan
seluruh kekuatan energinya akan musnah, dan dia akan berteriak keras
sekali karena badannya terasa sakit semua seperti terbakar api neraka.
Dhamar Colok memangsa korbannya biasanya ditandai dengan berkelebatnya
cahaya berwarna hijau. Dan sang calon korban seringkali akan merasakan
capai, pegal linu, nyeri, dan kantuk yang sangat dahsyat. Suhu badannya
juga naik turun, keringatpun bercucuran.
Maka dari itu jika ada orang merasakan tanda-tanda seperti itu
diharapkan agar segera mengumpul dengan warga lain dan membaca doa. Jika
tidak mengumpul dengan warga lain, maka ditakutkan dia akan langsung
meninggal dunia akibat pengaruh hirupan penarik sukma ilmu hitam Dhamar
Colok.
Djoeminati, warga Kopen, Brambang, Demak, menduga Dhamar Colok sedang
meneror desanya. Hampir setiap malam warga meronda. Jika melihat
bayangan hitam atau cahaya hijau berkelebat, maka dengan spontanitas
warga segera beramai-ramai menabuh kentongan, lesung dan mengumandangkan
azan sekeras-kerasnya untuk membangunkan warga.
Karena sudah banyak sekali yang menjadi korban keganasan manusia siluman
ini, bahkan hampir setiap hari orang mati akibat ulah Dhamar Colok,
maka warga daerah Demak trauma melihat dan mendengar kematian warga.
Tentu saja kejadian ini meresahkan masyarakat. Masyarakat akhirnya
mengadakan musyawarah, para tokoh agama, tokoh adat, paranormal, dan
warganya, sepakat menyelenggarakan upacara Ritual Wilujengan Tolak Balak
pengusiran manusia Dhamar Colok.
Ritual yang diselenggarakan dilengkapi menyan, bunga, dan umbo rampe
lainnya. Setelah upacara Wilujengan Tolak Bala, pengusiran itu
dilaksanakan, dan terpasangnya setiap pintu rumah serta gapura-gapura
jalan dengan azimat-azimat penangkal. Akhirnya, makhluk itu menghentikan
terornya. Entah daerah mana lagi yang akan menjadi korban keganasan
Dhamar Colok.
Memang, banyak orang yang tidak percaya akan keberadaan Hantu Cekik,
bahkan menganggapnya sebagai isyu yang terlalu dibesar-besarkan. Namun,
kenyataannya makhluk ini, setidaknya dalam kajian kaum Paranormal,
memang sungguh-sungguh ada. Setidaknya, cerita hantu satu ini juga telah
melegenda di lingkungan masyarakat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar