Fun To Victory
Nairobi – Ada banyak cara untuk mendedikasikan diri pada
kelestarian lingkungan, salah satunya dengan memilih lingkungan yang
dekat dengan kegiatan sehari-hari, seperti yang dilakukan perenang
legendaris yang satu ini, Lewis Gordon Pugh.
Nama Pugh
mungkin tidak setenar Ian Thorpe atau Michael Phelps. Ya, karena
perenang berusia 43 tahun itu punya spesialisasi berenang di laut atau
perairan terbuka lainnya. Bukan di kolam renang.
Sepanjang
karirnya, Pugh sudah berenang di lima samudra, yakni Samudra Pasifik,
Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Arktik dan Samudera Antartika,
sekaligus tercatat sebagai satu-satunya orang di bumi yang berhasil
melakukannya.
Seringnya bercengkerama dengan laut membuat pria
kelahiran Plymouth, Inggris itu, menyadari perubahan yang terjadi dengan
laut. Sayangnya, perubahan yang terjadi bukanlah perubahan yang
berdampak baik untuk umat manusia. Itulah sebabnya, Pugh langsung
antusias begitu Program Lingkungan PBB (United Nations Environment
Programme, disingkat UNEP), menunjuknya sebagai Bapak Samudra (Patron
for Oceans).
“Saya amat antusias bekerjasama dengan UNEP sebagai
Patron untuk usaha mereka soal kelautan. Usaha tersebut amatlah
krusial,” kata Pugh dalam situs resmi UNEP.
“Salah satu tujuan
dari Konvensi Keragaman Hayati adalah untuk meningkatkan 10 persen dari
area laut kita sebagai Kawasan Lindung Kelautan yang ditangani dengan
baik pada 2020. Kita harus bisa mencapai target ini. Lebih dari 10
persen daratan menjadi kawasan lindung. Jika kita bisa melakukannya di
daratan, tentu kita bisa melakukannya juga di laut. Saya siap
menyingsingkan lengan baju dan membantu UNEP dengan segala cara,”
tambahnya.
Selama 27 tahun berenang di lautan terbuka, Pugh, yang
juga berprofesi sebagai advokat kelautan ini, miris melihat kerusakan
demi kerusakan yang terjadi di laut seiring berjalannya waktu. Salah
satu yang paling menarik perhatiannya adalah perubahan iklim.
“Saya
melihat bongkahan es yang besar runtuh di glasier Arktik. Saya berenang
melintasi terumbu karang yang mati karena meningkatnya temperatur laut,
dan melintasi tulang belulang ikan paus yang hampir punah, yang mati
karena diburu.”
“Saya juga mengunjungi danau di tempat yang
tinggi di Himalaya, padahal dulunya di sana cuma ada es. Saya melihat
perubahan yang drastis sepanjang hidup saya, perubahan yang terjadi
karena tindakan kita. Seumur hidup saya, saya ingin kita berubah, karena
kita punya kekuatan untuk membuat perubahan positif,” katanya.
Untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dunia, mulai tahun depan Pugh akan
melakukan misi melintasi tiga samudra dan 18 lautan selama tiga tahun.
Dalam perjalanannya, dia akan mempromosikan kegiatan UNEP dan menjadi
ujung tombak dalam kampanye peningkatan Kawasan Lindung Kelautan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar