Rabu, 31 Juli 2013

Berenang di Tiga Samudra Demi Kelestarian Laut

Fun To Victory

Nairobi – Ada banyak cara untuk mendedikasikan diri pada kelestarian lingkungan, salah satunya dengan memilih lingkungan yang dekat dengan kegiatan sehari-hari, seperti yang dilakukan perenang legendaris yang satu ini, Lewis Gordon Pugh.

Nama Pugh mungkin tidak setenar Ian Thorpe atau Michael Phelps. Ya, karena perenang berusia 43 tahun itu punya spesialisasi berenang di laut atau perairan terbuka lainnya. Bukan di kolam renang.

Sepanjang karirnya, Pugh sudah berenang di lima samudra, yakni Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Arktik dan Samudera Antartika, sekaligus tercatat sebagai satu-satunya orang di bumi yang berhasil melakukannya.

Seringnya bercengkerama dengan laut membuat pria kelahiran Plymouth, Inggris itu, menyadari perubahan yang terjadi dengan laut. Sayangnya, perubahan yang terjadi bukanlah perubahan yang berdampak baik untuk umat manusia. Itulah sebabnya, Pugh langsung antusias begitu Program Lingkungan PBB (United Nations Environment Programme, disingkat UNEP), menunjuknya sebagai Bapak Samudra (Patron for Oceans).

“Saya amat antusias bekerjasama dengan UNEP sebagai Patron untuk usaha mereka soal kelautan. Usaha tersebut amatlah krusial,” kata Pugh dalam situs resmi UNEP.

“Salah satu tujuan dari Konvensi Keragaman Hayati adalah untuk meningkatkan 10 persen dari area laut kita sebagai Kawasan Lindung Kelautan yang ditangani dengan baik pada 2020. Kita harus bisa mencapai target ini. Lebih dari 10 persen daratan menjadi kawasan lindung. Jika kita bisa melakukannya di daratan, tentu kita bisa melakukannya juga di laut. Saya siap menyingsingkan lengan baju dan membantu UNEP dengan segala cara,” tambahnya.

Selama 27 tahun berenang di lautan terbuka, Pugh, yang juga berprofesi sebagai advokat kelautan ini, miris melihat kerusakan demi kerusakan yang terjadi di laut seiring berjalannya waktu. Salah satu yang paling menarik perhatiannya adalah perubahan iklim.

“Saya melihat bongkahan es yang besar runtuh di glasier Arktik. Saya berenang melintasi terumbu karang yang mati karena meningkatnya temperatur laut, dan melintasi tulang belulang ikan paus yang hampir punah, yang mati karena diburu.”

“Saya juga mengunjungi danau di tempat yang tinggi di Himalaya, padahal dulunya di sana cuma ada es. Saya melihat perubahan yang drastis sepanjang hidup saya, perubahan yang terjadi karena tindakan kita. Seumur hidup saya, saya ingin kita berubah, karena kita punya kekuatan untuk membuat perubahan positif,” katanya.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia, mulai tahun depan Pugh akan melakukan misi melintasi tiga samudra dan 18 lautan selama tiga tahun. Dalam perjalanannya, dia akan mempromosikan kegiatan UNEP dan menjadi ujung tombak dalam kampanye peningkatan Kawasan Lindung Kelautan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar