Fun To Victory
Madrid - Perubahan status teknis tim MotoGP untuk musim 2014
mendatang bakal kembali berubah. Setelah sebelumnya dibedakan menjadi
MSMA dan Non-MSMA.Perubahan tersebut dibuat oleh GP
Commissions, yang terdiri dari Federasi Balap Motor Internasional (FIM),
Dorna selaku pemegang hak pengelolaan MotoGP, Asosiasi Pabrikan
Olahraga Motor (MSMA) serta Asosiasi Tim Road-Race Internasional (IRTA)
untuk menggantikan klasifikasi Protoype (tim pabrikan dan satelit) dan CRT (Claiming Rule Team), yang terdiri tim-tim privat.
Tim-tim
privat ini tak mampu memberikan perlawanan berarti terhadap tim-tim
prototip karena mesin yang mereka gunakan merupakan mesin 1000cc
komersial, bukan standar balap.
Agar persaingan lebih ketat,
peraturan teknis pun diubah lagi. Setiap tim, baik tim pabrikan yakni
Ducati, Yamaha dan Honda, maupun tim satelit dan privat, wajib
menggunakan piranti elektronik Engine Control Unit (ECU) berstandar Dorna buatan Magneti Marelli, termasuk pencatat data internal (datalogger) di dalamnya.
Namun, MotoGP memberikan opsi, yakni menggunakan software rancangan sendiri atau rancangan standar dari Dorna.
Bagi
kelompok pengguna paket ECU dan software standar, peraturannya lebih
longgar. Setiap tim boleh menggunakan bahan bakar 24 liter per lomba dan
12 mesin per musim.
Untuk kelompok lainnya, akan menggunakan
Status Pabrikan (Factory Status). Tim manapun, di luar Ducati, Yamaha
dan Honda, boleh menggunakan spesifikasi Factory Status. Pemilik status
pabrikan ini dibolehkan mendaftarkan empat pebalap setiap musimnya.
Kedua,
mereka wajib menggunakan ECU dan datalogger Dorna, namun dengan
software ciptaan sendiri. Konsekuensinya, mereka hanya boleh menggunakan
20 liter bahan bakar per lomba dan lima mesin per musim.
Bagi penyandang Factory Status, mereka terkena peraturan frozen engine. Artinya, mereka hanya boleh mengeluarkan satu varian mesin setiap musimnya.
Dengan
demikian, tim-tim privat boleh meminjam/membeli (jika mampu) mesin yang
sama yang digunakan Ducati (Desmosedici), Honda (RCV) ataupun Yamaha
(M1). Dengan mesin premium ini, ditambah peraturan yang lebih longgar
dengan menggunakan software standar Dorna, bisa saja mereka bersaing
lebih ketat dengan kompetitiornya.
Sebaliknya, tim-tim non-pabrikan boleh memilih Factory Status dengan bekerja sama secara penuh dengan tim-tim pabrikan, termasuk menggunakan software bikinan tim-tim pabrikan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar