kalau takut di serang massa,maka jangan kerahkan masa yang seenaknya sendiri dan sewenang-wenangnya..situ takut kan kalau di massa..maka kami warga juga sebaliknya
SBY Minta Polri Tidak Bersikap Toleran kepada FPI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kepolisian RI untuk tidak bersikap toleran Front Pembela Islam atau elemen lain yang melakukan kekerasan terhadap publik."Kepada polri dan para penegak hukum untuk tidak membiarkan kejadian seperti itu. Hukum harus ditegakkan, dan mencegah konflik atau benturam horizontal. Tidak ada elemen, termasuk FPI dibiarkan melakukan kekerasan atau perusakan," kata SBY, seusai menghadiri acara buka bersama PT Pertamina di JIExpo, Jakarta, Minggu (21/7/2013).
SBY menyatakan tidak menyetujui tindakan kekerasan mengatasnamakan agama seperti yang dilakukan FPI.
"Sangat jelas, kalau ada elemen yang melakukan kekerasan atas nama Islam, justru menciderai dan memalukan nama Islam. Saya senang, karena kasus ini bisa segera dilokalisasi dan berharap tidak lagi terulang," pintanya.
SBY Minta Polisi Tindak Tegas FPI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kepolisian RI menindak tegas seluruh kelompok yang melakukan pelanggaran hukum dengan kekerasan, pengrusakan, dan main hakim sendiri, terutama Front Pembela Islam. Hal ini disampaikan presiden sebagai tanggapan atas banyaknya polemik di media sosial mengenai bentrok warga dan FPI di Sukorejo, Kendal."Posisi negara sangat jelas, posisi saya sangat jelas, tidak memberikan toleransi yang melakukan aksi-aksi perngrusakan, kekerasan, main hakim sendiri dan melanggar aturan yang berlaku di negeri ini," kata Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta International Expo Kemayoran, Ahad, 21 Juli 2013.
Presiden menyatakan, kepolisian hendaknya mampu menggunakan pendekatan yang sangat persuasif dalam mengendalikan dan menangani dinamika masyarakat. Akan tetapi, jika pelanggaran yang terjadi adalah pelanggaran hukum, polisi diminta untuk menindaknya dengan tegas.
"Jangan membiarkan tindakan melawan hukum seperti apa pun terjadi di negeri kita," kata dia.
Terhadap bentrok di Kendal, presiden juga meminta masyarakat untuk dapat tenang dan menahan diri. Masyarakat diminta untuk patuh pada hukum dan menyerahkan kasus kepada aparat keamanan.
"Di negeri tercinta ini ada hukum dan tatanan yang berlaku. Tidak boleh ada elemen mana pun, yang menjalankan hukum di tangannya sendiri, kecuali penegak hukum," kata presiden.
Yudhoyono memberikan apresiasi terhadap polisi yang mampu mencegah terjadinya bentrok berdarah di Kendal. Polisi dinilai mampu bersikap netral dan menjalankan tugasnya sehingga tidak terjadi eskalasi yang memungkinkan bertambahnya korban jiwa.
Peristiwa berawal saat rombongan FPI dari Temanggung, Magelang, dan Yogyakarta berniat untuk melakukan sweeping tempat hiburan di Kendal. Salah satu mobil yang ditumpangi FPI menabrak sebuah sepeda motor yang menyebabkan salah satu penumpangnya meninggal dunia.
Peristiwa ini menyulut amarah warga yang kemudian mengejar rombongan FPI hingga tersudut di Masjid Besar Sukorejo. Massa FPI baru bisa diselamatkan setelah polisi dan TNI mengerahkan personil untuk mengevakuasi.
"Hukum harus ditegakkan, dicegah konflik atau benturan horisontal dan dicegah elemen dari manapun juga termasuk FPI yang melakukan tindakan kekerasan apalagi pengrusakan," kata presiden.
SBY Kecam Bentrok FPI di Kendal
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya mengecam bentrok Front Pembela Islam (FPI) dengan warga Kendal, Jawa Tengah, yang mengakibatkan satu warga meninggal dunia. SBY mengaku, telah menerima laporan terkait bentrokan itu dari Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto."Segera setelah saya mendengar kejadian itu, serta mendapatkan laporan dari Kapolri dan Menkopolhukam, sebenarnya kami sudah bertindak," kata SBY, dalam keterangan pers seusai berbuka puasa bersama anak yatim piatu di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2013).
SBY menilai, langkah-langkah aparat kepolisian untuk menyelesaikan bentrokan yang terjadi Kamis (18/7/2013) sore itu, sudah sesuai harapannya.
"Saya menilai apa yang dilakukan kepolisian itu tepat, dan Alhamdulilah bentrokan itu tidak berkembang lebih luas. Saya juga menginstruksikan kepada polri dan penegak hukum untuk tidak membiarkan kejadian seperti itu," tuturnya.
SBY: FPI Kehilangan Makna Ramadan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai Front Pembela Islam justru telah mencederai agama Islam dengan perbuatannya. Presiden menilai tindakan pengrusakan, kekerasan, dan main hakim sendiri organisasi masyarakat ini justru tidak mencerminkan agama Islam."Islam tidak identik dengan kekerasan. Islam tidak identik dengan main hakim sendiri. Islam juga tidak identik dengan pengrusakan. Sangat jelas kalau ada elemen melakukan itu dan mengatasnamakan islam justru memalukan agama Islam," kata Presiden SBY di Jakarta International Expo Kemayoran, Ahad, 21 Juli 2013.
Presiden menyatakan, seluruh masyarakat harus menghormati bulan Ramadan. Bagi yang tidak turut berpuasa, ia meminta agar tetap menghormati dan mendukung ibadah selama bulan ini. Sedangkan, bagi yang berpuasa, justru harus menjalankan ibadah dengan baik dan benar.
Salah satu pelaksanaan puasa dan ibadah di Bulan Rahmadan, menurut SBY, adalah dengan menahan diri dari tindak kekerasan, pengrusakan, dan main hakim sendiri. Atas dasar keyakinan ini, Presiden justru menilai FPI yang kerap melakukan tindak anarkistis dan razia telah kehilangan makna Ramadan.
"Hormatilah bulan puasa, latihlah menahan diri," kata Presiden.
Pendapat ini semua disampaikan Presiden terkait dengan bentrok antara masyarakat dan FPI di Sukorejo, Kendal. Peristiwa berawal saat rombongan FPI dari Temanggung, Magelang, dan Yogyakarta berniat untuk melakukan razia tempat hiburan di Kendal.
Warga yang tidak terima kemudian bentrok dengan rombongan FPI hingga tersudut di Masjid Besar Sukorejo. Massa FPI baru bisa diselamatkan setelah polisi dan TNI mengerahkan personil untuk mengevakuasi.
"Marilah kita hormati bulan suci ini untuk mencegah keonaran dan kerusuhan dari aksi anarkis yang sebenarnya tidak perlu terjadi."
SBY: Masih Banyak Cara Amalkan Amar Maruf Nahi Munkar
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan, masih banyak cara mengamalkan amar ma'ruf nahi munkar (melakukan kebaikan dan melerai kemungkaran) dilakukan dalam Ramadan ini. Pernyataan SBY ini menindaklanjuti, aksi 'sweeping' ormas Front Pembela Islam (FPI) terhadap sejumlah lokalisasi di Kendal, Jawa Tengah, sampai menimbulkan kekerasan. Jelas aksi ini membuat warga melakukan perlawanan."Hormatilah bulan puasa. Semua harus menahan diri. Banyak cara baik menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Itu sudah sangat jelas diajarkan dalam agama Islam," ujar SBY di JIExpo, Jakarta, Minggu (21/7/2013).
SBY meminta kepada pihak kepolisian terus mengawal dan menjaga ketentraman di bulan Ramadan ini. Polri diminta tak ragu mencegah tindakan yang menimbulkan keonaran, kerusuhan, dan aksi anarkis yang sebenarnya tak perlu terjadi.
"Posisi negara dan saya sangat jelas. Kita tak akan berikan toleransi siapa pun yang melakukan aksi kekerasan, tindakan perusakan, main hakim sendiri, dan semua yang bertentangan dengan hukum dan aturan berlaku di negeri ini," terangnya.
SBY juga meminta dukungan rakyat Indonesia untuk sama-sama menciptakan ketenteraman di negeri ini, dengan menghormati prosedur hukum, saling hormat menghormati, terlebih di bulan suci Ramadan.
"Penegak hukum harus jalankan tugas secara profesional, tegas, tak biarkan tindakan kekerasan terus terjadi di negeri ini. Gunakan cara terbaik sepersuasif mungkin. Kalau harus tegakkan dengan tegas, tegakkan!" Perintah SBY.
Pada Rabu (17/7/2013), sekitar pukul 15.00 WIB, massa FPI Temanggung melakukan sweeping lokalisasi Sarem dan beberapa tempat hiburan di Kecamatan Sukorejo. Mereka datang mengendarai tiga unit mobil, dan merusak tempat hiburan malam di lokasi tersebut.
Ketika melakukan sweeping terjadi bentrokan dengan warga sekitar. Warga melawan kelompok ormas tersebut. Warga merusak satu unit mobil pikap milik ormas islam tersebut. Mobil tersebut dirusak di bundaran Sukorejo.
Dalam bentrokan itu ada dua orang dari kelompok ormas yang mengalami luka ringan. Kedua orang itu sempat diamankan di Polsek Patean. Kejadian itu berlangsung hingga pukul 17.30 WIB. Tetapi malam itu sebagaian warga berjaga-jaga di beberapa titik di desa itu.
Malam itu juga ada perwakilan warga yang mendatangi pemimpin kelompok ormas Islam itu di Temanggung. Maksud kedatangan mereka meminta ganti rugi atas perusakan yang dilakukan kelompok ormas Islam, tapi menolak.
FPI: Dilempar Batu, Sopir Penabrak Warga Tak Sadar
Kepala divisi advokasi Front Pembela Islam Jawa Tengah, Zaenal Petir mengatakan, Boni Haryono, 38 tahun, salah satu sopir konvoi FPI yang menabrak warga hingga tewas di Sukorejo Kamis 19 Juli lalu terjadi, karena dalam kondisi tak sadarkan diri. "Dia tidak dalam kesadaran penuh karena pusing setelah kepalanya terkena lemparan batu warga," ujar Zaenal, Ahad, 21 Juli 2013. "Kalau sadar, tidak mungkin nekad menabrak".Keterangan tersebut bertolak belakang dengan keterangan Soni Irawan, salah satu saksi mata tabrakan terjadi. Menurutnya, susah memahami keterangan tersebut, karena mobil FPI melaju kencang serta penuh kendali. "Kalau sopirnya tak sadar, mobil melaju zigzag atau oleng," kata Soni.
Saat bentrok antara FPI dan warga Sukorejo terjadi, Boni Haryanto, mengendarai Toyota Avanza hitam nomor polisi AB 1705 SA dengan kecepatan tinggi menghindari kejaran warga. Warga Muntilan Magelang tersebut menabrak beberapa pengendara sepeda motor, dan polisi yang tengah bertugas. Tri Munarti, salah satu yang tertabrak tewas. Tubuh dan sepeda motornya terseret mobil hingga 100 meter.
Kini, Boni menjadi salah satu tersangka bentrokan bersama dua rekannya yang lain. Ketiganya ditahan di Mapolres Kendal.
Mengapa Istri Saya Jadi Korban?
Samsu Eko Yulianto mengaku kecewa berat karena istrinya, Tri Munarti, tewas setelah ditabrak oleh mobil yang dikendarai sekelompok orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI). "Katanya mereka memperjuangkan kebenaran, tetapi kok malah istri saya yang jadi korban. Kalau sudah seperti ini siapa yang akan bertanggungjawab. Saya sangat kecewa," kata Yulianto saat ditemui di rumahnya, RT 2, RW 2, Desa Krikil, Kecamatan Pager Ruyung, Kendal, Kamis (18/7) malam.Yulianto mengisahkan, saat itu dia dan istrinya hendak takziah ke rumah temannya sesama guru di Boja Kendal. Yulianto memboncengkan istrinya. Keduanya berangkat bersamaan dengan sejumlah guru lain yang mengendarai sepeda motor.
Lantaran sempat membeli bensin di SPBU, Yulianto tertinggal rombongan. Yulianto memilih memotong jalan lewat perkampungan Telangu kemudian tembus di sebelah SPBU Sape.
Yulianto mengaku saat itu sudah tahu di lokasi kejadian sedang terjadi ricuh antara ormas dan warga setempat. Ketika sepeda motor Yulianto keluar dari gang menuju Jalan Sapen, tiba-tiba muncul Avanza warna hitam dari arah belakang.
"Saya tidak tahu kalau ada mobil dari belakang. Saya hanya ingat badan saya terlempar ke arah kanan, sementara saya tidak tahu istri saya di mana," ujar guru SD Tambahrejo, Kendal itu.
Saat itu, Yulianto yang tersungkur di aspal akhirnya ditolong oleh warga. Yulianto sempat menepikan sepeda motornya dari tengah jalan, di antara kerumunan massa.
Ia kemudian teringat keberadaan istrinya. "Perempuan (korban) yang saya boncengkan tadi ke mana Pak," kata Yulianto kepada seorang polisi.
Setelah dicari beberapawaktu, Yulianto menemukan istrinya sudah berada di bak mobil pick-up ditemani sejumlah polwan. Sang istri sempat mengatakan kalau dadanya terasa sesak.
Yulianto yang menderita luka lecet pada tangan, kaki, dan dagunya itu kemudian ikut mengantarkan istrinya ke puskesmas. Lantaran lukanya parah, pihak puskesmas kemudian membawa korban ke Rumah Sakit Ngesti Waluyo, Parakan, Temanggung.
Ketika berada di puskesmas, Yulianto juga melihat seorang perempuan yang sedang hamil menderita luka parah akibat tertabrak Avanza yang juga menabrak istrinya. "Saya menunggui istri sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhir," kata dia lirih sembari menarik nafas panjang. Korban meninggalkan seorang suami dan dua anak.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Drs H Muryono, mengaku sangat kehilangan satu guru terbaik di Kabupaten Kendal, yakni, Tri Munarti. Tri Munarti merupakan guru di SD Krikil 1, Kecamatan Pager Ruyung.
Pernyataan itu diungkapkan Muryono saat mengunjungi rumah Tri Munarti. "Selaku kepala dinas saya merasa kehilangan guru terbaik di Kabupaten Kendal. Bu Tri ini sudah mengabdi sejak 1989," kata Muryono
Muryono mendapatkan informasi ada satu gurunya meninggal saat selesai menjalankan salat tarawih di Kodim. Begitu mendapat kabar, Muryono segera mengajak para kabid di Dinas Pendidikan Kendal untuk ke rumah korban.
"Saya mewakili semua pegawai di Dinas Pendidikan mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujarnya.
Sopir Mobil FPI Penabrak Warga Dijenguk Istri dan Anaknya
Soni Haryono (38) dijenguk istri dan anaknya, di Mapolres Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (20/7/2013).Soni adalah sopir Totoya Avanza yang menabrak pengendara sepeda motor hingga tewas, dan berbuntut bentrok warga dengan FPI di Sukorejo, Kendal.
Anak Soni, Cantika Putri Sonya (9), sempat menangis tersedu-sedu saat bertemu ayahnya di sel tahanan Polres Kendal.
Istri Soni, Erni Kusrini (38), mengaku baru pertama kali menjenguk suaminya sejak ditahan polisi pada Kamis (18/7/2013) lalu.
"Baru kali ini (menjenguk). Inginnya, suami saya bebas," kata Erni.
Erni juga mengaku melakukan konsultasi dengan polisi, terkait kasus yang menimpa suaminya. Sebab, Erni ingin berkunjung ke rumah korban yang tewas tertabrak mobil yang dikendarai suaminya.
"Saya ingin meminta maaf kepada keluarga korban. Saya juga ingin berdamai agar suami saya dapat bebas," tuturnya.
Namun, Kanit Laka Satlantas Polres Kendal Ipda Zainal AR, menyarankan agar keluarga tersangka tidak menjenguk keluarga korban di Sukorejo. Karena, saat ini situasi di Sukorejo masih belum begitu kondusif.
"Saya sarankan, keluarga tersangka di Muntilan jangan ke Sukorejo. Biar keluarga tersangka yang di Sukorejo yang menjenguk keluarga korban dulu. Pendekatannya pelan-pelan," sarannya.
Polri Dinilai Abai Bentrok FPI di Kendal
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Eva Kusuma Sundari meminta arogansi Front Pembela Islam dilawan dan diakhiri. Eva meminta kepolisian introspeksi atas kinerjanya selama ini sehingga tercipta insiden bentrokan di Kendal."Ini ironi negara hukum yang patut ditangisi ketika aparat hukum tidak melaksanakan hukum dalam menjaga keamanan dan ketertiban," kata Eva, Jumat, 19 Juli 2013. Dia menilai, Polri yang seharusnya menertibkan ormas anarkis justru telah terkooptasi oleh FPI.
Eva menuturkan, pembiaran Polri atas tindakan premanisme FPI berdampak pisau bermata dua, yakni semakin menjadi-jadinya tindakan FPI. Sedangkan di sisi lain, masyarakat frustasi sehingga muncul perlawanan publik atas premanisme FPI. "Polisi sebagai penanggung-jawab keamanan harus mengoreksi sikapnya terhadap FPI," kata politikus PDI Perjuangan ini.
Eva menyatakan tidak boleh ada impunitas kepada para preman. Termasuk kepada FPI yang kerap melakukan kekerasan dan tidak menghormati hukum. Penindakan kepada ormas tersebut, kata Eva, akan efektif untuk pencegahan timbulnya kekerasan dan respons balik dari masyarakat.
Dia meminta agar kepolisian tidak memberikan FPI izin berpawai, berkumpul merencanakan penyerangan, dan menangkap penggerak organisasi. "Saya berharap UU Ormas segera ditegakkan secara efektif terhadap FPI," kata dia.
Polres Kendal Tetapkan 3 Tersangka, 23 Orang Bebas
Polres Kendal, Jawa Tengah akhirnya menetapkan tiga tersangka dalam kasus bentrokan antara FPI dengan warga di Sukorejo pada Kamis (18/7/2013) kemarin. Tiga tersangka itu adalah SH (sopir Avanza yang menabrak warga hingga meninggal dunia), SY (22), warga Coyudan Selatan, Parakan, Kabupaten Temanggung dan BAW (22), warga Kampung Kemalangan, Parakan, Temanggung.Ketiga tersangka itu sebelumnya diamankan oleh polisi di Mapolres bersama 23 anggota FPI lainnya setelah beberapa jam terjebak di Masjid Agung Sukorejo.
Kapolres Kendal AKBP Asep Jenal menjelaskan, setelah magrib polisi berhasil membawa 26 anggota FPI ke Mapolres setelah sebelumnya terjebak di masjid. Dari pemeriksaan 26 tersebut, tiga di antaranya menjadi tersangka.
“23 kami bebaskan tadi pagi, karena tidak terlibat," kata Asep Jenal, Jumat (19/8/2013).
Asep menjelaskan, 23 anggota FPI yang dibebaskan dikembalikan ke daerahnya dengan menggunakan kendaraan milik polres dan tidak dikawal. Hal ini untuk menghindari perhatian dari masyarakat.
“Tidak kami lakukan pengawalan. Biar tidak menjadi perhatian masyarakat,” akunya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Kamis (18/7/2013) kemarin telah terjadi bentrok antara FPI dengan warga Sukorejo Kendal. Dalam peristiwa itu, satu mobil Avanza dibakar massa.
FPI Terancam Sanksi Penghentian Sementara
Kisruh Front Pembela Islam (FPI) dengan warga Kendal, Jawa Tengah yang menewaskan seorang ibu berbuntut panjang. Abdul Malik Haramain, Ketua Pansus RUU Ormas, mengatakan tindakan FPI termasuk yang dilarang oleh UU tersebut. "Karena itu, pemerintah segera memberikan sanksi kepada FPI," kata Malik melalui pesan singkat, Minggu (21/7/2013).Malik mengatakan, proses pidana yang sedang diusut kepolisian harus tetap berjalan. Sedangkan sanksi administrasi juga dilakukan untuk menyikapi institusi atau organisasinya.
"Sanksi yang paling mungkin diberikan adalah sanksi penghentian semntara kegiatan FPI yang melibatkan/berkaitan dengan publik. Sanksi ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya aksi kekerasan," katanya.
Sebelumnya, kepolisian telah menetapkan tiga orang tersangka terkait bentrok antaran warga dengan FPI di Kendal, Jawa Tengah.
Tiga tersangka tersebut dijerat dengan pasal berbeda, satu tersangka atas nama Sonny pengemudi kendaraan dijerat dengan pasal 359 KUHP akibat kelalaiannya dalam berkendara sehingga mengakibatkan orang lain meninggal dunia dan luka-luka.
Sementara dua orang lainnya SY (22) dan BA (22) dipersangkakan atas kepemilikan senjata tajam. Ketiga tersangka tersebut merupakan rombongan FPI yang melakukan konvoi kendaraan.
Anggota Tabrak Warga hingga Tewas, FPI Jateng Minta Maaf
Ketua Tim Advokasi FPI Jateng Zainal Abidin meminta maaf atas tertabraknya seorang perempuan oleh kendaraan yang dikemudikan anggota FPI."Secara pribadi dan atas nama FPI saya meminta maaf dan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya bagi korban yang meninggal. Namun, proses hukum tetap berlangsung lantaran banyak juga warga yang melakukan perusakan," ujar Zainal Abidin, yang ditemui Tribun Jateng di Mapolda Jateng, Kamis (18/7/2013) malam.Zainal menambahkan, saat ini semua anggota FPI yang sempat tertahan di Masjid Agung Sukorejo telah dievakuasi ke Polres Kendal. Zainal menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk pemulangan mereka.
"Pemulangan pasukan FPI nanti akan koordinasi dengan polisi. Kalau tidak, ya terpaksa kami pulangkan sendiri," ujarnya.
Selain itu, Zainal meminta kepolisian untuk memberikan perlindungan hukum kepada anggota FPI yang masih berada di tempat kejadian perkara. Satu orang anggota FPI harus menjalani proses hukum karena kasus kecelakaan yang menyebabkan tewasnya seorang pengguna jalan itu.
Namun, Zainal juga meminta ada perlakuan hukum yang sama terhadap masyarakat. "Bagi perusak mobil harap diproses juga. Selain itu, warga juga banyak yang bawa benda tajam seperti pedang," ujarnya.
27 Anggota FPI Temanggung Dimintai Keterangan
Menyusul bentrok warga dan anggota Front Pembela Islam (FPI) di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, Mapolres Kendal kini masih dijaga ketat. Sebanyak 27 anggota FPI Temanggung yang terlibat dalam bentrok tersebut semalam berada di Mapolres Kendal untuk dimintai keterangan.Hingga Jumat (19/7/2013) dini hari, satu kompi Dalmas dan Brimob dari Polda Jawa Tengah masih berjaga di Mapolres Kendal. Sebagian di antara mereka terlihat berjaga di gerbang yang ditutup, sedangkan sebagian yang lain ada di halaman.Penjagaan dilakukan untuk mengantisipasi kedatangan anggota FPI dari daerah lain terkait kasus itu. Kapolres Kendal AKBP Asep Jenal mengaku telah mendapat informasi akan ada anggota FPI dari daerah lain yang bakal datang ke Kendal.
Namun, imbuh Asep, setelah berkoordinasi dengan Ketua FPI Jawa Tengah, Sihafuddin, yang sudah berada di Mapolres Kendal, kedatangan anggota FPI dari daerah lain telah dibatalkan. "Ketua FPI Jateng telah mengatakan tidak akan ada anggota FPI (dari wilayah lain) akan datang," tegas Asep.
Mobil FPI Tabrak dan Seret Motor Warga Sejauh 50 Meter
Bentrokan warga dan massa FPI terjadi di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (18/7/2013). Satu orang meninggal dunia yakni Tri Munarti. Berdasarkan rilis yang disampaikan Polres Kendal, kejadian berawal dari berikut:* Kamis (18/7/2013) pukul 11.00 WIB berlangsung kegiatan show off force atau unjuk kekuatan yang dilakukan kelompok masa FPI Jawa Tengah dengan Ketua Sihabudin di Bunderan Sukorejo, Kab. Kendal.
*Show off force tersebut bertujuan memberikan dukungan kepada anggota FPI yang dianggap menjadi korban penganiayaan yang terjadi di wilayah Patean pada hari Rabu tanggal 17 Juli tahun 2013.
*Hadir dalam kegiatan tersebut : FPI Magelang dan Jogja berjumlah 23 orang dengan menggunakan tiga unit mobil jenis Avanza Nopol AB 1705 SA, Toyota AVANZA Hitam nopol : AB 1608 RE dan Pick Up Nopol : AB 9304DN
*Massa dipimpin oleh Ikas, Turis dan Pitut.
*Kemudian ditambah FPI asal Temanggung berjumlah 100 orang dengan beberapa mobil yang dipimpin Sihabudin.
* Sekitar pukul 14.00 WIB, di Dukuh Wates, Desa Mlatiharjo, Kecataman Patean, Kendal terjadi pembakaran mobil Toyota Avanza Hitam No pol AB 1705 SA yang dikemudikan oleh Soni Haryanti bin Suseto (38).
*Pembakaran mobil karena mobil tersebut menabrak sepeda motor Supra Nopol : H 6088 ND yang dikendarai Wahid (62) hingga pengendara dan dan pemboncengnya yakni Suyatmi (57) terseret 50 meter.
*Sepeda motor yang terseret itu menyerempet sepeda motor lain yang dikendarai Yudi dengan pembonceng Tri Munarti.
*Mobil tersebut juga menyerempet Brigadir Agus Nasrudin, anggota Satpol Air Polres Kendal yang sedang melaksanakan mencoba menghentikan laju mobil tersebut.
Kerusuhan FPI, Polisi Pelajari Tersangka Baru
Kepala Kepolisian Resor Kendal, Ajun Komisaris Besar Polisi Asep Jenal Ahmadi, mengatakan saat ini pihaknya tengah mempelajari kemungkinan ada tersangka baru dalam kerusuhan antara Front Pembela Islam dan warga di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, yang terjadi Kamis kemarin, 19 Juli 2013. "Tidak menutup kemungkinan muncul tersangka baru," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 20 Juli 2013. Asep berjanji akan menyelesaikan kasus kerusuhan yang mengakibatkan seorang warga tewas tersebut secara tuntas dan berimbang, baik dari pihak FPI maupun warga. Untuk pemeriksaan saksi dari pihak warga, polisi masih mencari bukti dan saksi. "Faktanya, mobil FPI dirusak, pasti ada pelakunya," kata Asep.Ketua Divisi Advokasi FPI Jawa Tengah, Zaenal Petir, mendesak agar polisi tak hanya tegas pada FPI, tapi juga kepada warga yang melakukan perusakan. "Termasuk kemungkinan keterlibatan preman dan bandar togel dalam mengerahkan massa," ujarnya.
Sedangkan Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kendal, Ellen Kurnialis, yang juga pemuda Sukorejo menuntut agar polisi tak hanya menetapkan tiga tersangka, yang hanya sebagai pelaku lapangan. Lebih dari itu, dalang kerusuhan juga harus ditangkap. "Tak mungkin massa dari luar Sukorejo datang tanpa komando," ujarnya.
Atas desakan tersebut, Asep menegaskan, penyidikan dan penetapan seseorang sebagai tersangka harus berbasis bukti dan saksi. Tidak boleh hanya berdasarkan asumsi. "Kami masih berusaha menemukan bukti kuat untuk mengembangkan kasus ini."
Kemarin, polisi sudah menetapkan tiga anggota FPI sebagai tersangka. Mereka adalah Satrio Yuono, 22 tahun, warga Parakan, Temanggung; dan Bayu Agung Wicaksono, 22 tahun, warga Parakan, Temanggung. Satrio dan Bayu dijerat dengan pasal kepemilikan senjata tajam.
Sedangkan tersangka lain, Boni Haryono, 38 tahun, warga Pucangrejo,
Muntilan, Kabupaten Magelang, merupakan sopir yang menabrak beberapa
warga. Satu di antara warga yang tertabrak, Tri Munarti, meninggal.
SOHIRIN
Begini Terjadinya Kecelakaan Saat Bentrok FPI
Bentrok Front Pembela Islam dan warga Kendal salah satunya dipicu kecelakaan yang menewaskan seorang warga. Kecelakaan terjadi ketika Kamis, 18 Juli 2013, massa FPI dari Temanggung, datang ke Sukorejo pukul 12 siang.Massa FPI menggunakan 11 mobil dan beberapa sepeda motor. Mereka konvoi ke alun-alun Sukorejo. Sebagian dari mereka salat di masjid besar Sukorejo. Setelah konvoi, tiba-tiba mereka turun di jalan sambil membawa pentungan dan parang.
Pukul 13.30, masyarakat yang sudah tak simpatik melihat mereka konvoi, serta dipicu aksi razia sebelumnya, melempari massa dengan batu. Melihat warga melawan, massa FPI kembali masuk mobil. Mereka menaju ke arah Temanggung.
Salah satu mobil Toyota avanza AB-1705- SA menabrak pengendara sepeda motor ketika hendak masuk SPBU. Pengendara motor yang berboncengan terpental. Pembonceng terseret hingga 100 meter. Korban terseret, Tri Munarti, warga desa Krikil, kecamatan Pageruyung meninggal di RS Parakan Temanggung.
Mobil terus melaju sambil menyeret motor korban, hingga 1 kilometer. Tepat di kawasan Wates, mobil terhenti karena terganjal motor. Penumpang mobil melarikan diri menghindar kejaran massa. Massa akhirnya membakar mobil.
Mobil tak hanya menabrak Tri Munarti dan menyeret motornya saja. Beberapa pejalan kaki pun ditabrak. Pengendara motor serta seorang polisi bernama Brigadir Agus Nasrudin, anggota Polres Kendal yang sedang bertugas melakukan pengamanan tak luput menjadi korban.
Akhirnya polisi menetapkan tiga anggota Front Pembela Islam sebagai tersangka dalam kasus bentrok di Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Mereka adalah Satrio Yuono, 22 tahun, warga Parakan, Temanggung; dan Bayu agung Wicaksono, 22 tahun, warga Parakan, Temanggung. Keduanya tersangka karena membawa senjata tajam berupa parang saat konvoi di Sukorejo Kamis lalu.
Satu tersangka lain adalah Boni Haryono, 38 tahun. Warga Pucangrejo, Muntilan, Kabupaten Magelang itu sopir mobil yang menabrak warga. Adapun 24 orang anggota FPI lain diantar pulang ke Temanggung.
Kronologi Bentrok di Kendal Versi FPI
Juru bicara Front Pembela Islam Habib Muchsin menjelaskan kronologi terjadinya bentrok organisasi massa tersebut dengan warga Kendal, Jawa Tengah. Menurut Muchsin, aksi itu tidak direncanakan. "FPI itu menggelar kegiatan buka bersama. Lalu di tengah jalan menemukan tempat seperti itu (prostitusi), kemudian spontan," ujar Muchsin, Jumat, 19 Juli 2013. Rombongan FPI yang berjumlah 100 orang itu pun masuk ke tempat prostitusi yang mereka sebut Alaska. Akan tetapi, mereka dihadang sekumpulan preman. "Preman yang backing tempat perjudian, prostitusi," katanya. Maka terjadilah bentrokan.Menurut Muchsin, sebelum melakukan aksi spontan, FPI sudah berkomunikasi dengan pihak kepolisian setempat. Dan pada saat kejadian, polisi sempat hadir di lokasi itu. Polisi bahkan sempat membantu FPI untuk menutup tempat prostitusi tersebut.
Setelah itu, rombongan bergerak pulang. "Saat kita balik, kita dicegat preman. Kita panik. Mobil itu juga panik lari ke samping, menghindari itu preman," katanya. Kemudian mobil milik rombongan FPI menyasar tujuh orang yang sedang melintas di lokasi tersebut. Akibatnya, satu orang meninggal.
Bentrok antara warga dan masa Front Pembela Islam terjadi di Sukorejo, Kabupaten Kendal, Kamis, 18 Juli 2013 sekitar pukul 14.00 WIB. Minibus Toyota Avanza yang ditumpangi massa FPI dibakar warga. Mobil pick up dirusak di dekat pompa bensin, depan Gereja Santo Isodorus, Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah.
Aksi pembakaran dan pengrusakan terjadi setelah mobil yang ditumpangi massa FPI menabrak sepeda motor di depan SPBU, mengakibatkan seorang meninggal. Ellen menjelaskan mobil FPI yang menabrak warga itu sebelumnya terlibat aksi saling ejek dan bersitegang dengan warga di Alun-alun Sukorejo.
Kesaksian Anggota FPI Penabrak Ny Tri
Kecelakaan lalu lintas di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, yang mengakibatkan tewasnya Ny Tri Munarti, dan memicu bentrok massa lanjutan antara warga setempat dan anggota Front Pembela Islam (FPI), membuat Soni Haryono mengaku sangat menyesal. Soni Haryono (38), pengemudi Toyota Avanza AB 1705 SA, yang menabrak Ny Tri Munarti, seorang guru SD, kini menjadi tersangka."Saya panik ketika melihat ratusan massa merangsek menyerang kami. Apalagi saya melihat ada teman saya dihajar warga. Dari pada nyawa saya terancam, lebih baik saya kabur dari kerumunan massa," kata Soni yang saat ini ditahan di Polres Kendal, Jumat (19/7).
Saat itu, Kamis, ratusan warga berdatangan di Alun-alun Sukorejo. Kepanikan Soni semakin memuncak ketika mengetahui warga melempari batu ke arah mobilnya.
Bongkahan batu sempat mengenai pelipis kanan bapak tiga anak itu. Seketika darah mengucur di wajahnya. "Kepala saya langsung pusing. Saya sudah tidak konsentrasi nyetir. Saya nyetir mobil sambil menunduk karena takut terkena batu lagi," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai sales ban bekas itu.
Namun sial, ketika Soni berusaha kabur dari kerumunan massa, mobilnya menabrak sejumlah orang dan dua unit sepeda motor yang ada di depannya. Satu pengendara sepeda motor sempat terseret hingga beberapa meter dan akhirnya tewas.
"Saya sudah tidak tahu lagi berapa kecepatan mobil. Yang saya pikirkan hanya menyelamatkan diri," ucapnya. Saking takutnya, Soni sampai tidak tahu ban mobil yang dikemudikannya pecah setelah menabrak sepeda motor.
Ia terus memacu mobilnya sampai di wilayah Wates, Patean, atau sekitar satu kilometer dari lokasi tabrakan. Mobil tersebut kemudian dibakar oleh warga.
"Saya baru tahu bannya pecah setelah dikasih tahu warga. Saat itu, saya berhenti dan melarikan diri. Tapi oleh warga saya dipanggil dan diamankan dari amukan massa," ujar anggota FPI Magelang itu.
Soni mengaku menyesal terkait kejadian tersebut. Ia juga meminta maaf kepada keluarga korban yang tewas. Menurutnya, kecelakaan itu terjadi karena tidak kesengajaan.
"Saat itu saya sangat panik. Saya tidak sengaja menabrak korban. Saya menyesal. Saya minta maaf kepada keluarga korban," kata Soni.
Kepala Seksi Laka Ditlantas Polda Jateng, Kompol Wahyu, menyatakan hasil olah TKP sementara, ada dua sepeda motor tertabrak mobil yang dikemudikan Soni. "Satu pengendara sepeda motor tewas dan lainnya luka-luka," katanya usai melakukan olah TKP kecelakaan.
Ia menjelaskan, olah TKP tersebut untuk merunut peristiwa itu. "Dalam olah TKP ini, kami memakai alat Dr Stevan Datentecnik Tool (DSD Tool). Alat itu melakukan fotogrametri, mengambil gambar dari bidang miring yang bisa dilihat dari atas," ujarnya.
Ditambahkan, jarak mulai pertama tabrakan hingga korban terpelanting sekitar 54 meter. Artinya, korban yang tewas sempat terseret sejauh itu. Tri Munarti tewas dalam kejadian itu, sedang suaminya, Eko hanya mengalami luka ringan.
FPI: Tak Mungkin Massa Sengaja Tabrak Ibu-ibu, Ini Ada Salah Paham
Terjadinya bentrok antara anggota Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah dengan warga di Sukorejo, Kendal, dinilai karena adanya kesalahpahaman. Sekretaris FPI Jateng, Mustafid, menjelaskan kejadian itu bermula karena kesalahpahaman menyusul terjadinya kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya Sukorejo.Mobil yang dikendarai sejumlah anggota FPI tidak sengaja menabrak sepeda motor yang dikendarai seorang wanita setengah baya.
"Kejadian itu tidak sengaja. Tidak mungkin FPI sengaja menabrak ibu-ibu yang naik sepeda motor," kata dia, Kamis (18/7/2013).
Kecelakaan itu membuat warga sekitar terprovokasi lalu menyerang anggota FPI. Bahkan, menurut keterangan yang diperolehnya ada warga membawa senjata tajam.
"Warga sekitar yang tidak terima atas kejadian itu langsung menghentikan mobil dan merusaknya. Bahkan, sempat terjadi kontak fisik antara warga dan anggota FPI," jelas dia.
Anggota FPI yang berjumlah 27 orang yang dipimpin Ketua FPI Temanggung, Burhanudin, akhirnya menghindar karena jumlah warga yang jauh lebih banyak.
"Ada lima orang anggota FPI yang terluka, namun beruntung luka yang diderita tidak berat. Informasinya sudah dibawa ke puskemas terdekat," katanya.
Mustafid mengakui, sebanyak 27 anggota FPI Jateng juga telah dimintai keterangan di Mapolres Kendal.
Dia mengatakan, kegiatan yang dilakukan pada Kamis siang kemarin merupakan kegiatan sweeping yang dilakukan untuk penertiban tempat hiburan selama bulan Ramadan.
"Karena indikasinya masih banyak tempat hiburan yang buka pada siang hari selama bulan Ramadan, dan aparat kepolisian membiarkan hal itu," katanya.
Namun, dia menjelaskan, anggota FPI tidak merusak tempat hiburan yang buka pada siang hari itu. Pihaknya hanya memperingatkan saja untuk menutup kegiatannya pada siang hari untuk menghormati umat muslim yang tengah menjalankan puasa.
"Dan terbukti, memang kami menemukan adanya tempat hiburan yang buka pada siang hari. Jumlahnya berapa yang kami belum tahu detail," jelasnya.
Sementara itu, menurut informasi Ketua FPI Jateng, Sihabbudin, dipanggil untuk ke Mapolda Jateng untuk dimintai keterangan terkait bentrokan yang terjadi pada, Kamis siang.
Kronologi Bentrok FPI dengan Warga di Kendal
Rabu (17/8/2013), sekitar pukul 15.00 WIB, sebuah ormas FPI melakukan sweeping di Lokalisasi Sarem dan beberapa tempat hiburan di Kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah.*Massa FPI tersebut datang mengendarai tiga unit mobil.
*Massa FPI kemudian merusak tempat hiburan malam di lokasi tersebut.
*Ketika melakukan sweeping terjadi bentrokan dengan warga sekitar.
*Warga melawan kelompok FPI.
*Warga juga merusak satu unit mobil pick up milik FPI Mobil tersebut dirusak di bundaran Sukorejo.
*Dalam bentrokan itu ada dua orang dari FPI mengalami luka ringan. Kedua orang itu sempat diamankan di Polsek Patean.
*Bentrokan berlangsung hingga pukul 17.30 WIB.
*Hingga Rabu malam, warga berjaga-jaga di beberapa titik di desa.
*Malam itu juga ada perwakilan warga yang mendatangi pemimpin FPI di Temanggung untuk minta ganti rugi atas perusakan yang dilakukan FPI.
*Namun FPI menolak memberikan ganti rugi.
***** Kamis (18/7/2013),
*warga Sukorejo mendapat kabar akan ada serangan balasan dari kelompok FPI
*Sejumlah warga sudah berjaga-jaga di sekitar desa masing-masing.
*Sekitar pukul 13.00 WIB, kelompok FPI datang ke Sukorejo dengan mengendarai sekiar tujuh unit mobil dengan dikawal polisi.
*Ormas FPI mengelilingi kampung Sukorejo.
*Mengetahui hal itu, sebaian warga keluar dan berkumpul di Bundaran Sukorejo.
*Sempat terjadi bentrokan lagi antara warga dan FPI.
*Ketika terjadi bentrok, massa FPI kabur menggunakan mobil.
*Saat kabur, mobil yang ditumpangi massa FPI menabrak seorang ibu pengendara sepeda motor di Jalan Sukorejo-Parakan.
*Ibu pengendara sepeda motor itu berboncengan dengan anaknya. Ibu tersebut terseret hingga tewas.
*Hal itu semakin memicu kemarahan warga. Ratusan warga berdatangan ke lokasi. Warga mengejar mobil yang ditumpangi massa FPI yang menabrak ibu pengendara motor.
*Warga berhasil menghadang mobil penabrak tersebut di wilayah Patean, sekitar 2 kilometer dari Sukorejo. Warga membakar mobil Avanza milik FPI tersebut.
*Ada sebagian anggota FPI masih berada di Sukorejo. Ketika kejadian, anggota kelompok ormas itu sedang salat di Masjid Agung Sukorejo.
*Akhirnya sebagian kelompok massa FPI itu diamankan di Masjid Agung Sukorejo.
*Selanjutnya ratusan warga berkumpul di Bundaran Sukorejo.
*Ratusan polisi dan TNI dikerahkan untuk mengamankan lokasi.
*Massa FPI yang tertahan di Masjid lalu dievakuasi ke Polres Kendal sekitar pukul 17.30 WIB.
FPI Jawa Tengah Ancam Kerahkan Massa ke Kendal
Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Magelang, Hartanto mengatakan laskarnya se-Jawa Tengah bakal mendatangi lokalisasi di Kendal. "Besok seluruh FPI Jateng akan bertindak," kata Hartanto kepada Tempo, Kamis, 18 Juli 2013.Rencana kedatangan mereka ke Kendal berkaitan dengan bentrokan yang terjadi ketika sweeping lokalisasi di Kendal, Jawa Tengah. Tiga mobil rusak sebagian dibakar massa dalam kejadian itu.
Menurut Hartanto, dua anggotanya belum kembali sejak bentrokan terjadi. Ia menduga keduanya masih ditahan warga. Hartanto mengaku mengirimkan 50 laskar saat kejadian. Selain dari Magelang, sekitar 200 orang datang dari Temanggung.
Sampai saat ini, FPI Magelang masih bertahan di Kendal.
Massa Front Pembela Islam terlibat bentrok dengan warga di Kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, Kamis, 18 Juli 2013. Untuk menghindari kejaran warga, mereka menyelamatkan diri di Masjid Besar Sukorejo.
Menurut Beny Karnadi, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Kendal yang tinggal di Sukorejo, sekitar 50 anggota FPI tersandera di masjid . "Mereka dilindungi polisi dan tentara dari kejaran warga," kata Beny kepada Tempo. Hingga Kamis petang, ribuan warga berada di luar masjid. Polisi dan tentara berjaga-jaga.
Usai Insiden Kendal, Ini Ikrar FPI Jateng
Juru bicara Polri Ronny F Sompie mengatakan FPI cabang Jawa Tengah berjanji tidak melakukan aksi anarkis lagi. "Ke depan, kegiataan FPI diarahkan lebih konstruktif bukan lagi seperti yang sudah-sudah," kata Ronny saat dihubungi, Sabtu 20 Juli 2013. Kata Ronny, hal ini disampaikan Ketua DPD FPI Jateng Syihabuddin kepada Kapolda Jateng terkait adanya kerusuhan antara Front Pembela Islam dengan warga di Sukorejo, Kendal. "Tujuan meereka (FPI) nantinya melakukan kegiatan yang sifatnya pengajakan," ujarnya.Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Kendal Ajun Komisaris Besar Polisi Asep Jenal Ahmadi mengatakan masyarakat setempat tidak mempermasalahkan soal sweeping yang dilakukan oleh FPI. "Masyarat menuntut pelaku penabrakan dilakukan proses hukum. Tuntutan yang nyata itu," kata Jenal.
Sebanyak 25 anggota ormas yang berlambang pedang itu sudah dipulangkan oleh polisi kemarin pagi. Kepolisian menyarter dua bis kecil dan dua kendaraan elf untuk mengantarkan mereka. "Mereka melewati temanggung, jadi aman. Jauh dari suorejo," ujarnya.
Jenal mendapati FPI juga memiliki cabang di Kabupaten Kendal. "Namun belum resmi dan belum terdaftar di Kesbangpol," katanya. "Saat bentrokan, FPI cabang Kendal tidak ada dan tidak terlihat. Yang bentrok FPI dari luar."
Jenal berjanji akan menyelesaikan kasus kerusuhan yang mengakibatkan satu warga tewas tersebut secara tuntas dan berimbang, baik dari pihak FPI maupun warga. Untuk pemeriksaan saksi dari ihak warga, polisi masih mencari bukti dan saksi. "Faktanya, mobil FPI dirusak, pasti ada pelakunya," katanya.
FPI Janji Tak Lakukan Razia
Ketua Divisi Advokasi Front Pembela Islam Jawa Tengah, Zaenal Petir mengatakan, pasca bentrok di Sukorejo, Kendal, Kamis lalu, FPI Jawa Tengah untuk sementara tak akan melakukan razia di Sukorejo ataupun di daerah lain. "Cooling down dulu. Biarkan polisi menyelesaikan masalah ini," kata Zaenal kepada Tempo, Sabtu 20 Juli 2013. Keputusan tersebut merupakan hasil evaluasi dari organisasi atas kejadian Sukorejo. Diakuinya, pasca kerusuhan Sukorejo, beberapa anggota FPI dari beberapa daerah berniat datang ke Kendal untuk menunjukkan aksi solidaritas danmengunjungi rekanmereka yang ditahan di Polres Kendal. "Namun kami bisa mencegahnya".Selanjutnya, menurut Zaenal, FPI Jawa Tengah telah menginstruksikan kepada FPI di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah untuk konsentrasi di daerah masing-masing. "Tak perlu ada mobilisasi massa".
Saat ini, FPI Jawa Tengah akan melakukan investigasi di Sukorejo untuk menyusun kronologi kejadian yang sebenarnya. Menurutnya, kerusuhan sukorejo terjadi karena ada faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah adanya miskomunikasi diantara anggota FPI Temanggung yang melakukan konvoi di Sukorejo sehari sebelum terjadi bentrokan besar. "Sehingga, konvoi yang awalnya taaruf dan buka bersama berubah menjadi bentrok," ujarnya.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah, dia menuduh para bandar judi togel dan pengelola tempat hiburan yang menmprovokasi warga untuk melawan FPI. "Tak mungkin ada perlawanan masif dari warga, jika tak ada yang memprovokasi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar