Kita sering
mendengar mengenai legenda bajak laut dan harta karunnya yang
tersembunyi. Tapi mungkin banyak yang belum pernah mendengar bahwa ada
harta bajak laut yang dihubungkan dengan perkumpulan freemason. Ini
adalah kisah bajak laut bermata satu, Olivier Levasseur.
Olivier
Levasseur lahir di Calais, Perancis, sekitar tahun 1688 - 1690. Nama
aliasnya adalah Le Buse atau La Bouche (elang). Julukan ini diperolehnya
karena kecepatannya dalam menyerang musuh. Kita mungkin mengira bahwa
bajak laut adalah mereka yang berasal dari kaum berandalan, namun tidak
demikian dengan Levasseur. Ia lahir dari kalangan borjuis dan berada. Ia
bahkan pernah mendapatkan pendidikan yang baik hingga akhirnya menjadi
anggota pasukan angkatan laut Perancis.
Petualangannya
dimulai ketika terjadi perangSpanish SuccessionBenjamin Hornigold tahun
1716. Akibat perang yang dijalaninya, Olivier membawa sebuah bekas luka
di dekat matanya yang membuat pandangannya menjadi lebih terbatas.
Setelah
satu tahun melakukan berbagai pembajakan, perkumpulan Hornigold
terpecah. Olivier berpisah dan mencoba peruntungannya di pantai barat
Afrika. Pada tahun 1719, ia bekerja sama dengan bajak laut Howell Davis
dan Thomas Cocklyn.
Pada
tahun 1720, mereka menyerang pelabuhan Ouidah di pantai benin dan
berhasil menghancurkan benteng-benteng disana. Pada tahun yang sama ia
mengalami karam kapal di laut merah dan terdampar di pulau Anjouan,
salah satu pulau di Comoro. Saat itu, satu matanya sudah benar-benar
menjadi buta dan ia memutuskan untuk memakai penutup mata.
Pada
tahun 1721, ia membangun markasnya di pulau Saint Mary, di dekat pantai
Madagaskar. Bersama John Taylor dan Edward England, mereka berhasil
melakukan beberapa pembajakan yang berhasil. Hasil pertama mereka adalah
saat mereka berhasil membajak kapal Laccadives dan berhasil mendapatkan
harta senilai 75.000 pound (sekitar 10,35 juta pound saat ini).
Kemudian,
kesuksesan mereka yang terbesar datang ketika mereka berhasil
menaklukkan kapal portugis Nossa Senhora do Cabo (The Virgin of the
Cape) yang penuh dengan harta milik uskup Goa yang juga ada di atas
kapal. Harta yang didapat antara lain batangan emas dan perak, lusinan
kotak penuh dengan koin golden guineas, berlian, mutiara, batu rubi,
sutra dan objek-objek religius dari katedral Saint Catarina di Goa,
termasuk Flaming Cross of Goa yang terbuat dari emas murni. Total harta
ini diperkirakan bernilai 100 juta poundsterling pada tahun 1968.
Namun
petualangan Levasseur berakhir ketika ia ditangkap dan digantung pada
tanggal 7 Juli 1730 di pulau Bourbon. Dan dari sinilah legenda mengenai
harta yang hilang mulai berkembang.
Legenda
mengatakan bahwa ketika ia berdiri di tiang gantungan dengan sepotong
kain hitam menutupi matanya, ia mengenakan sebuah kalung yang berisi 17
baris pesan rahasia. Ia melemparkannya ke tengah kerumunan massa yang
menyaksikannya dan berteriak,"Temukan hartaku bagi kalian yang bisa
mengartikannya!"
Tahun
1701-1714. Levasseur ditugaskan untuk bertempur di dalam perang ini.
Ketika perang berakhir, ia dipanggil pulang oleh pemerintah Perancis.
Namun ia menolak dan malah bergabung dengan bajak laut
Kisah
mengenai kalung misterius dan harta ini menghilang selama beberapa abad
dari publik hingga tahun 1923. Pada saat itu, seorang wanita bernama
Mrs. Rose Savoy yang sedang berjalan-jalan menemukan beberapa ukiran di
bebatuan di pantai Bel Ombre dekat Beau Vallon di pulau Mahe. Selama ini
ukiran tersebut tersembunyi dari pandangan akibat air pasang. Namun
karena kondisi air yang surut tahun itu, ukiran itu mulai terlihat dan
menunjukkan bentuk anjing, ular, kura-kura, kuda, lalat, dua gambar hati
yang bersatu, sebuah lubang kunci, mata, kotak, tubuh seorang wanita
dan kepala seorang pria.
Seorang
notaris yang tinggal di Victoria yang mendengar berita ini percaya
bahwa ukiran ini pastilah dibuat oleh para bajak laut. Ia lalu mencari
ke dalam arsip-arsip tuanya dan menemukan dua dokumen yang mungkin
memiliki hubungan dengan ukiran tersebut. Dokumen pertama adalah sebuah
peta pantai Bel Ombre yang terbit tahun 1735 di Lisabon. Dalam peta
tersebut tertulis : "Pemilik tanah..La Buse." La Buse adalah nama lain
Levasseur.
Dokumen
kedua adalah wasiat terakhir dari bajak laut Bernardin Nageon de
L"Estang alias Le Butin (penyair) yang meninggal 70 tahun setelah
Levasseur yang dengan suatu cara berhasil memiliki harta Levasseur.
Dalam wasiat ini tetulis 3 baris Kriptogram dan dua surat.
Salah satu surat tersebut ditujukan untuk keponakannya :
"Aku
kehilangan banyak dokumen selama karam kapal. Aku telah berhasil
mengumpulkan kembali sejumlah harta yang disembunyikan; Namun masih ada
empat lagi yang tertinggal. Kamu bisa menemukannya dengan kunci dan
kombinasi dan dengan dokumen lainnya."
Lalu, surat lain yang ditujukan untuk kakak laki-lakinya berbunyi :
"Kapten
kami terluka. Ia berusaha memastikan bahwa aku adalah benar
seorangfreemason. Setelah yakin, ia mempercayakan kepadaku
dokumen-dokumen dan rahasianya kepadaku. Berjanjilah bahwa anak tertuamu
akan mencari harta tersebut dan memenuhi mimpiku membangun kembali
rumah kita. Komandan akan menyerahkan dokumen-dokumen tersebut.
Jumlahnya ada tiga."
Surat ini pertama kalinya menunjukkan adanya kemungkinan keterkaitan antara perkumpulan freemason dengan harta Levasseur.
Notaris
itu kemudian menghubungi Mrs. Savoy dan bersama-sama mereka melakukan
penggalian di batu yang ditemukan Mrs.Savoy. Dibawah batu yang memiliki
ukiran mata, mereka menemukan dua peti mati yang berisi dua kerangka
beserta satu kerangka tanpa peti mati. Tiga kerangka tersebut dipercaya
sebagai bajak laut karena cincin emas yang ada pada telinga kiri
masing-masing. Tapi tidak ada harta yang ditemukan.
Pada
tahun 1947, seorang Inggris bernama Reginald Cruise Wilkins, tetangga
Mrs.Savoy mulai mempelajari dokumen-dokumen tersebut. Ia mulai dari tiga
kriptogram dan dua surat yang ditemukan dan menemukan bahwa alphabet
misterius tersebut memiiki hubungan dengan simbol masonik.
Wilkins
juga menemukan bahwa kriptogram tersebut memiliki hubungan
denganZodiak, buku clavicles of Solomon dan Dua belas tugas Herkules.
Buku Clavicles of Solomon adalah sebuah buku yang berasal dari abad
pertengahan yang berisi mistik masa reinassance. Sedangkan dua belas
tugas Herkules adalah mitos dari Yunani mengenai dua belas tugas yang
harus diselesaikan oleh Herkules.
Dalam
usahanya yang panjang dan melelahkan, Wilkins berhasil memecahkan
sebagian isi kriptogram tersebut. Ia menemukan petunjuk bahwa harta
tersebut berada di sebuah ruang rahasia di dalam tanah. Ruangan itu
dilindungi oleh air pasang yang membutuhkan bendungan untuk menahannya
dan harus didekati dari sebelah utara. Akses ke dalamnya harus dilakukan
lewat tangga batu dan terowongan yang menuju ke bawah pantai.
Wilikins
melakukan beberapa penggalian di pulau Mahe. Di dalam sebuah gua, ia
menemukan beberapa pistol kuno, beberapa koin dan peti mati bajak laut.
Namun Ia tidak menemukan harta karun. Setiap penggalian yang
dilakukannya, selalu merujuk kepada petunjuk berikutnya. Mengenai
hubungan harta tersebut dengan freemasonry juga masih menjadi misteri
yang belum terpecahkan.
Setelah
mencari selama 27 tahun, Wilkins mulai kehabisan dana. Para investor
yang tidak sabar mulai menolak mensponsorinya. Lagipula kesehatannya
semakin menurun. Namun Wilkins percaya bahwa ia sudah sangat mendekati
lokasi harta tersebut. Sayang, pada tanggal 3 Mei 1977 Wilkins meninggal
dunia tanpa berhasil memecahkan potongan terakhir kode rahasia
tersebut. Saat ini anaknya, John, yang berprofesi sebagai guru sejarah,
meneruskan usahanya untuk menemukan harta tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar