Fun To Victory
Kairo—Ikhwanul Muslim kembali mengutuk pembantaian yang
dilakukan tentara dan polisi Mesir yang menewaskan ratusan orang, Sabtu
(27/7/2013). Mereka menyatakan tidak takut mati untuk melawan mereka.Juru
bicara Ikhwanul Muslimin Gehad El-Haddad, menyatakan pembantaian itu
menyebabkan munculnya semangat perlawanan yang meluas. “Tak hanya ada
perasaan marah dan sakit hati, tetapi juga kuatnya perasaan untuk
menentukan sikap. Sekarang perlawanan rakyat semakin luas,” ujarnya
seperti dikutip Aljazeera.
Menurutnya, warga Ikhawanul
Muslimin tidak takut mati demi negara dan kebenaran. “Kalau mati, kami
akan bertemu Sang Pencipta dan kami rela demi satu tujuan, mati atau
berhasil,” tegasnya.
Dalam pembantaian Sabtu itu, ratusan orang
tewas. Namun jumlah pasti korban tewas masih simpang siur. Media
mencatat sebanyak 120 orang tewas, media lokal bahkan ada yang menyebut
200 orang terbunuh. Sedangkan pemerintah hanya mencatat 78 orang tewas.
Yang pasti, jumlah korban tewas melebihi pembataian pertama pada 8 Juli
2013 ketika 50 orang tewas ditembaki tentara.
Semua karban tewas
merupakan pendukung Ikhwanul Muslimin yang merupakan kelompok pro
presiden terguling Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis.
Pejabat
hak asasi manusia PBB Navi Pillay mengutuk pembantaian itu. Dalam
pernyataanya, Minggu (28/7/2013), ia mengatakan, “Terlepas dari adanya
peringatan untuk menyudahi aksi, lebih dari 150 orang tewas dalam
sebulan ini, tidak hanya di Kairo tetapi juga di kota-kota lain.”
“Saya
khawatir militer di Mesir akan terus melakukan aksi konfrontasi dan
pendekatan agresif. Bagaimanapun pendukung Ikhwanul Muslimin berhak
untuk melakukan protes damai, seperti semua orang lainnya,” tegas
Pillay.
Pillay meminta dilakukan investigasi menyeluruh terhadap kejadian itu dan meminta pertanggung jawaban orang-orang yang terlibat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar