Fun To Victory
Singapura - Gordon Ramsay mungkin jago meracik kepiting pedas, namun ia keok ketika bikin nasi ayam dan laksa.Ajang
adu masak diadakan di Newton Hawker Centre di Singapura awal Juli lalu.
Restoran dan pedagang kaki lima setempat berhadapan dengan koki populer
asal Inggris tersebut. Ramsay dikenal memiliki banyak restoran kelas
atas, seperti Restaurant Gordon Ramsay di London yang dianugerahi tiga
bintang Michelin.
Hari itu, menurut The Straits Times, ribuan
warga Singapura mengantre di Newton Hawker Centre untuk mencicipi
hasilnya. Beberapa di antaranya rela mengantre sejak pukul 1 pagi.
Namun, hanya seribu orang pertama yang beruntung mencobanya.
Para
pencicip ini berfungsi ganda sebagai juri. Mereka akan memberikan
suaranya bagi koki yang paling mumpuni dalam memasak tiga makanan
favorit Singapura. Hasilnya, kepiting pedas versi Ramsay memang lebih
enak ketimbang versi asli, namun laksa dan nasi ayam Hainan buatannya
masih kalah dari versi Singapura.
Sebelumnya, Ramsay menghabiskan
dua hari bersama tiga koki pesaingnya untuk belajar masakan khas mereka:
Foo Kui Lian dari Tian Tian Hainanese Chicken Rice di pasar Maxwell;
Ang Kiam Meng dari jaringan restoran Jumbo Seafood; dan Ryan Koh dari
329 Katong Laksa. Ramsay kemudian menciptakan versinya sendiri untuk
tiga masakan tersebut.
Tiga menu itu merupakan hasil pilihan
sekitar 2,5 juta warga Singapura yang memberikan suara untuk memilih
menu tantangan bagi Ramsay dalam kompetisi yang digelar oleh Singapore
Telecommunications tersebut. Kepiting pedas, nasi ayam Hainan, dan laksa
menang atas masakan tradisional favorit lainnya seperti char kway teow
dan nasi lemak.
Singapura sendiri memiliki beberapa restoran
berkelas yang dikelola oleh nama-nama terkenal seperti Wolfgang Puck,
Mario Batali, dan Jason Atherton, anak didik Ramsay. Namun beberapa
makanan lokal terbaiknya dapat ditemukan di pasar jajanan kaki lima,
dibuat oleh ahli yang telah memperbaiki resepnya secara turun-temurun.
Tidak
seperti negara Asia lainnya seperti Hong Kong dan Jepang, Singapura tak
memiliki panduan Michelin lokal sehingga tidak ada restoran berstandar
bintang Michelin. “Dengan yakin saya mengatakan warga Singapura memiliki
banyak kebanggaan: makanan sederhana yang asli dan otentik dengan
kualitas yang menakjubkan dan penuh rasa,” ujar Ramsay dalam sebuah
konferensi pers usai kompetisi. Ia juga menyatakan kesulitannya dalam
memahami kerumitan laksa.
Untuk opsi makan enak di Singapura saat
ini, ia memiliki pesan bagi turis Singapura: “Jika Anda ingin merasakan
makanan Singapura sejati, pergilah ke pusat makanan jalanan.” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar