Menurut amandemen sumpah setia para perwira akan berjanji untuk melaksanakan perintah pada kepemimpinan, sertamenghilangkan kalimat, 'Saya akan setia kepada presiden Republik Mesir', seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Kamis (29/8).
Dekrit ini dikeluarkan pada Selasa kemarin oleh Adli Mansur, yang didukung militer Mesir, setelah penggulingan mantan Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu.
"Perubahan ini merupakan sebuah hal yang positif. Ini dimaksudkan agar tidak membuat sumpah setia pribadi. Ini juga sudah termasuk acuan kepada presiden, karena dia adalah salah satu pemimpin angkatan darat," kata Juru bicara Angkatan Darat Mesir Ahmed Ali. "Cara ini membuat mereka setia kepada kepemimpinan dan bukan kepada seseorang."
Namun, para analis melihat aspek simbolis lain atas pergeseran ini.
Profesor dari Universitas George Washington dan ahli terkemuka di Mesir, Nathan Brown, menyatakan teks di keputusan itu menunjukkan bahwa hal ini didasarkan pada materi yang disampaikan kepada presiden oleh Panglima Angkatan Darat Mesir Jenderal Abdul Fatah al-Sisi.
Sisi juga berfungsi sebagai seorang wakli presiden dan menteri pertahanan dalam pemerintahan sementara yang dibentuk, setelah tentara Negeri Sungai Nil itu menggulingkan Mursi awal bulan lalu.
"Saya berpikir tidak semua orang akan percaya bahwa hal ini mungkin menjadi inisiatif presiden," ujar dia. "Singkatnya, ini adalah langkah inisiatif yang dilakukan militer, yang disahkan oleh presiden sementara."
Brown juga mencatat bahwa berbeda dengan negara-negara lain, di mana angkatan darat mungkin akan mengambil sumpah setia kepada konstitusi dan hukum, tapi untuk di Mesir prajurit dan perwira tidak akan lagi bersumpah setia kepada pejabat sipil, hukum atau prosedur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar