Kamis, 01 Agustus 2013

Kata Saksi Ahli Kasus Pembajak Situs Presiden SBY

Fun To Victory

Jember - Sidang lanjutan kasus peretas (hacker) situs Presiden SBY (presidensby.info) dengan tersangka Wildan Yani Ashari, menghadirkan saksi ahli. Apa kata saksi ahli ini?

Ternyata, sistem pertahanan situs-situs resmi milik pemerintah Republik Indonesia mendapat rapor merah atau masih sangat lemah. Situs-situs itu mudah dibobol oleh peretas (hacker).

"Dari rentang angka 1-10, tingkat keamanan website pemerintah kita 5," kata Aditya Kurniawan, dosen teknik informatika Universitas Bina Nusantara Jakarta, usai menjadi saksi ahli dalam persidangan peretas situs Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wildan Yani Ashari, di Pengadilan Negeri Jember, Jawa Timur, Rabu (8/5/2013).

Kelemahan sistem pertahanan situs pemerintah RI dikarenakan tidak memiliki server sendiri. Rata-rata agar tidak repot, departemen atau lembaga pemerintah membeli domain perusahaan lain dan tidak membuat server sendiri. Akibatnya, saat sistem pertahanan domain induk lemah, maka akan mudah dibobol.

Hal inilah yang dilakukan oleh Wildan. Ia mengubah perwajahan atau tampilan website presidensby.info dengan cara membobol domain utama Jatireja. Ia membelokkan arah setiap orang yang ingin mengakses situs itu, sehingga kesulitan mengakses.

Aditya menyarankan, agar situs-situs resmi pemerintah dikelola dengan memakai server sendiri."Jadi semua dikanalisasi ke satu payung, satu server," katanya.Contohnya di Amerika Serikat dan China. Bahkan, di China, pemerintah memblokir Google dan Twitter.

Kecerobohan lain beberapa instansi pemerintah adalah meletakkan fail negara di website yang seharusnya tak boleh diakses orang lain. Ini berbahaya, mengingat banyak peretas yang mencoba masuk ke situs pemerintah dan belum bisa terdeteksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar