Mengapa Harus Mengenal Hakikat Diri
Jika tidak … Anda bisa melakukan hal yang sia-sia karena bisa
melakukan hal yang salah. Jika Anda melihat diri begitu lemah, maka Anda
menjadi rendah diri. Sebaliknya saat Anda melihat diri secara lebay, Anda akan terjebak pada sikap sombong atau takabur.
Jika pada konsep pengembangan diri dari luar, sering kita mendengar
atau membaca betapa hebatnya diri kita. Ya, memang kita sudah diberikan
potensi yang sangat dahsyat oleh Allah, namun perlu kita sadari bahwa
kondisi manusia pun ada kelemahan dan kekurangannya. Jangan sampai,
karena konsep materialistis merasuk ke dalam pikiran kita, maka keakuan
kita lebih kuat dibandingkan kesadaran bahwa manusia adalah mahluq
Allah.
Mengenal Hakikat Diri Seutuhnya
Kita harus mengenal hakikat diri kita dengan utuh, tidak
setengah-setengah. Ada sebagian orang yang hanya mengenal kehebatan diri
sehingga menjadi takabur. Sementara ada orang yang hanya mengenal
kelemahan diri yang menjadikannya rendah diri.
Untuk kita perlu mengenal diri secara utuh, yaitu seimbang melihat
kemuliaan dan kelemahan sekaligus dengan sikap yang arif sehingga
tindakan, perilaku, rencana, dan program kita berjalan dengan seimbang.
Tidak sombong namun tidak juga rendah diri. Yang ada adalah percaya diri
karena memahami potensi diri yang hebat dan keyakinan bantuan serta
pertolongan dari Allah. Percaya diri dibentuk dari percaya kepada
potensi diri dan percaya akan pertolongan Allah.
Dan yang terpenting adalah dengan mengenal hakikat diri diharapkan
kita mampu memahami tugas dan peran kita sesungguhnya. Jangan sampai
kita hanya melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya bukan tugas dan
peran kita, sehingga hidup menjadi sia-sia.
Makhluq Yang Lemah, Bodoh, dan Berkebutuhan
Sebelum kita berbicara tentang kelebihan manusia, kita perlu memahami
bahwa manusia itu pada dasarnya lemah, bodoh, dan membutuhkan bantuan
serta pertolongan yang ada di luar dirinya. Ini kondisi dasar manusia di
hadapan Allah dan posisi sebagai makhluq.
Manusia itu lemah, sebab hanya dari Allahlah datangnya kekuatan.
Manusia itu bodoh karena hanya Allah Yang Mahatahu. Manusia itu
membutuhkan bantuan serta pertolongan Allah, sebab Allah Mahakuasa
sementara manusia penuh dengan keterbatasan dan kekurangan.
Dengan pemahaman ini, maka tidak pantas jika kita memiliki rasa
sombong atau takabur sedikitpun. Hal ini jarang ditekankan oleh faham
materialistis, faham yang melupakan atau meminggirkan eksistensi Allah
yang menciptakannya. Akibatnya bisa terjadi hidup yang penuh kesombongan
dan takabur bahkan merasa tidak membutuhkan Allah.
dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS.4:28)
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS.33:72)
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS.35:15)
Manfaat Memahami Kelemahan Diri
Jika kita sudah memahami bahwa diri kita lemah, maka kita bisa mengantisipasi dan hidup lebih waspada.
- Manfaat memahami kelemahan diri tidak akan menjadikan kita takabur, sehingga hidup lebih waspada dan hati-hati.
- Kita akan terus belajar, terus-menerus menambah ilmu dan belajar sebab sebenarnya kita segala tahu, tidak segala bisa. Ada hal yang tidak kita ketahui ada hal yang tidak kita bisa.
- Selalu berusaha mendapatkan pertolongan dan bantuan dari Allah.
Justru, jika kita menyikapi dengan baik, memahami kelemahan diri akan
berdampak positif, bukan melemahkan. Semua manfaat diatas, tiada lain
akan memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri kita.
Makhluq Yang Dimuliakan
Manusia adalah makhluq yang banyak mendapatkan kemuliaan yang
diberikan Allah. Banyak kelebihan dan keistimewaan manusia dibandingkan
makhluq lainnya, bahkan malaikat sekali pun.
Yang pertama adalah manusia ditiupi ruh.
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS.32:9)
Yang kedua diberikan kelebihan dibandingkan makhluq lain.
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS.17:70)
Yang ketiga ditundukan alam untuk manusia.
Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal
dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari
karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia telah menundukkan
untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS.45:12,13)
Sungguh kehormatan yang diterima manusia. Dibalik sifatnya yang
lemah, bodoh, dan membutuhkan, namun Allah pun memberikan kemulian bagi
manusia. Semua ini agar manusia bersyukur dan mau berfikir.
Kesimpulan
Jika manusia sudah dimuliakan dan mendapatkan kelebihan yang luar
biasa, plus potensi pikiran, hati, dan jasad, maka tidak ada lagi alasan
bagi diri kita dalam menjalani beban hidup ini, termasuk tugas-tugas
yang kita emban. Kita akan mampu selama kita memanfaatkan potensi diri,
memanfaatkan alam, dan memohon pertolongan Allah. Namun kita tidak boleh
takabur, karena seungguhnya manusia itu lemah, bodoh, dan membutuhkan.
Inilah buah dari mengenal hakikat diri dengan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar